Jangan Memperingati HUT RI lagi..........

Sudahkah Kita Merdeka?

Oleh: Hilman R

Apa yang dirasakan masyarakat ketika bangsa Indonesia kembali akan merayakan hari jadinya? Jawabanya adalah biasa saja dan bingung harus jawab apa. Sangat menyesal jika harus mengatakan bahwa tidak ada yang akan istimewa di hari tersebut. Hari Kemerdekaan tak lebih hanya akan menjadi seremonial rutin yang dilakukan setiap tahun. Kenapa? Karena ternyata sangat tidak rasional bagi masyarakat yang belum merdeka untuk merayakan hari kemerdekaan. Kemerdekaan dari apa yang akan kita rayakan? Jika kemerdekaan yang kita maksud selama ini merupakan kemerdekaan dari penjajah, ternyata selama ini kita masih dijajah.

Di zaman, ketika orang tua atau kakek-nenek kita masih dalam masa dijajah oleh Belanda, apa yang mereka pikirkan tentang sebuah kemerdekaan? Kemudian, bagaimana bentuk penyiksaan yang mereka hadapi sehingga mereka begitu berapi-api mengobarkan semangat perjuangan kemerdekaan? Mari kita bandingkan dengan apa yang terjadi di zaman sekarang.

Tempo dulu, petani-petani pergi ke ladang-ladang mereka. mereka bekerja dengan penuh semangat. mereka memperoleh kebebasan bekerja dari Belanda, dengan syarat mereka menyisihkan hasil panen untuk pajak yang diserahkan ke Belanda.

Misi gold, gospel dan glory yang dahulu menjadi misi Belanda dalam penjajahanya di Indonesia ternyata sampai sekarang masih berjalan, bahkan diwariskan ke penduduk lokal di Indonesia. Melalui misi gold atau mencari kekayaan yang sebanyak-banyaknya, di sisi internal pemegang kekuasaan di negeri ini menindas rakyat dengan cara berkuasa hanya untuk kebahagiaan pribadi atau kelompok. Hal ini menimbulkan kemerdekaan pribadi bukan bersama. Kemudian dari eksternal, bangsa lain dapat bebas mengeruk kekayan negeri ini tanpa perlawanan. Aset-aset dan kekayan negara yang seharusnya dinikmati oleh rakyat malah dijual ke luar negeri, kemudian hasil penjualannya hanya dinikmati segelintir orang saja. Sementara, rakyat dibiarkan menjerit kebingungan ketika tidak ada uang untuk membeli bahan pokok yang harganya semakin hari semakin melonjak naik.

Misi kedua disebut misi gospel. Sambil menyelam minum air. Sambil menjarah harta kekayaan bangsa Indonesia, Belanda menyebarkan agama Kristen di bumi pertiwi ini. Hasilnya, banyak rakyat Indonesia berhasil dikristen-kannya, terutama rakyat di daerah timur Indonesia. Jika kita lihat sampai saat sekarang ini ternyata masih ada sekumpulan orang yang mengajak orang lain untuk berpindah agama, baik hal tersebut dilakukan dengan paksaan maupun dengan cara halus. Entah kecolongan dari mana, sebuah agama baru tiba-tiba saja bisa masuk dan kemudian dapat menjadi salah satu agama di Indonesia. Kita tak perlu menyebutkan agama tersebut satu per satu, Karena sangat sensitif sekali untuk disebutkan. Namun, yang terpenting adalah persoalan penyebaran agama baru ataupun agama yang telah popular masih terjadi di Indonesia, hal ini mengindikasikan bahwa bangsa Indonesia belum merdeka dari misi ini.

Ketiga, misi Glory. Inilah inti dari kemerdekaan. Kemerdekaan adalah saat dimana kita bebas menikmati kekayaan negeri kita tanpa ada pengawasan pihak luar, Kita bebas belajar, bermain dan berkreasi di negeri ini. Intinya adalah kita menjadi penguasa di negeri ini, kita bebas mendapatkan hak kita di samping juga harus menunaikan kewajiban. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Kekayan negeri ini hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Kekuasaan adalah permainan mewah yang hanya dapat diikuti orang tertentu. Hak-hak yang diperjuangkan dengan menumpahkan darah oleh para pahlawan menjadi barang langka untuk kita nikmati.

Tugas bagi pemerintah dan seluruh rakyat untuk membuat bangsa ini menjadi mandiri, bermartabat dan berkepribadian. Salah satu hal yang ditimbulkan oleh kemerdekaan adalah kemandirian tanpa menafikan kerjasama. Kemandirian yang dimaksud adalah kebebasan suatu negara untuk bertindak untuk kemajuan bangsanya, tanpa adanya intimidasi dari negara lain. Sehingga bangsa ini kelak akan menjadi bangsa yang bermartabat dan berkepribadian sendiri, tidak kepribadian bangsa lain.

Tangerang, Agustus 2008

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Karl marx

Biografi adam smith